Artikel Teknologi Pembelajaran

PENGGUNAAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA 
Ence Surahman
Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
ncislam4ever@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari masalah rendahnya motivasi belajar siswa terutama dalam mempersiapkan diri untuk belajar di sekolah. Hal ini terbukti dari kecilnya persentase siswa yang melakukan kebiasaan belajar mandiri di rumahnya sebelum belajar di sekolah bersama gurunya. Dari hasil observasi penulis selama menjadi guru di SMP Kartika XIX-2 Bandung dari 37 siswa, hanya 2-3 siswa yang melakukan belajar mandiri sebelum berangkat dan belajar disekolah.   Berdasarkan masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) dalam rangka peningkatan motivasi belajar siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan SMS dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian kuasi eksperimen, Adapun teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket, instrumen tes dan wawancara tidak terstruktur. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung kelas B dan C yang berjumlah 66 orang. Sampel dibagi menjadi dua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol hanya menggunakan proses pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan penggunaan media persentasi power point, sedangkan dikelas eksperimen selain penggunaan yang sama dengan kelas kontrol juga digunakan perlakuan khusus yakni pengiriman SMS secara berkala yang berisi pesan pengingat tugas-tugas rumah, tugas mempersiapkan materi, SMS motivasi, informasi kegiatan sekolah, ulangan dan lain-lain. Pengolahan data dilakukan dengan langkah : 1) uji validitas dan reliabilitas, 2) uji normalitas, 3) uji homogenitas 4) uji hipotesis, dan 5) penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dan setelah dilakukan analisis pengolahan data baik data dari angket, tes maupun wawancara tidak terstruktur serta analisis hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan Short Message Services (SMS) berpengaruh  terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dan secara bersamaan meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan. 

Kata Kunci : Short Message Services (SMS), Motivasi Belajar, Prestasi Belajar

Pengantar Penelitian Kuantitatif

Pengantar Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian yang merupakan jenis penilitian yang paling tradisional. Penelitian menekankan pada nilai kuantittas yang terkandung pada sebuah objek. Kuantittas tersebut di ukur dalam bentuk variable kunatitatif yakni dengan cara menberikan gambaran terlebih dahulu mengenai variable yang hendak di ukur. Berdasarkan gambaran gambaran yang telah dibuat diberikan skala-skala untuk mewakilkan setiap tingkatan dari tingkat pemenuhan variablel.

Sebuah penelitian kuantitatif akan memberikan batasan pada sebuah objek penelitian dengan jelas. Misalnya Pertanyaan mengenai benar dan salah akn diwakilkan dengan angka 1 untuk benar dan 0 untuk salah. Sehingga terdapat perbedaan jelas antara benar dan salah. Skala ini tidak mewakilkan warna abu-abu. Sedangkan untuk masalah behavioristic tentunya tidak cukup dengan mewakilkan sebuah perilaku hanya dengan dua kategori yaitu baik atau jahat.

Dalam sebuah penelitian yang mengambil rajin sebagai varibel yang hendak dinilai, langkha pertama yang harus dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara mendefenisikan terlebih dahulu rajin itu seperti apa. Semisal seorang siswa dikatakan rajin ketika mengerjakan semua tugas dengan tuntas yang diberikan oleh seorang guru. Sedangkan untuk yang tidak mengerjakan dengan tuntas akan dikategorikan banyak kategori tergantung tingkat penyelasaian tugas yang diberikan.

Contoh intrument untuk maslaah diatas
Skala 5 (sangat Rajin) mengerjakan seluruh tugas yang diberikan di rumah
Skala 4 ( Rajin) mengerjakan seluruh tugas yang diberikan di sekolah
Skala 3 ( Sedang) mengerjakan sebagian besar tugas yang diberikan
Skala 2 (Tidak Rajin) mengerjakan sebagian kecil tugas yang diberikan
Skala 1 (Sangat Tidak Rajin) tidak mnegerjakan sama sekali tugas yang diberikan

Tentu saja dalam penyusuna instrument variable yang di ukur haruslah benar secara presisi. Pada tahap awal penelitian telah didefensiikan bahwa variable yang hendak di ukur adalah sebuah Rajin sehingga kata Tidak rajin tidak berarti Malas. Untuk mengatakan seseorang malas dibuthkan defensii lagi mengenai malas itu sendiri.

Ciri-ciri penelitian kuantitatif yang berikutnya adalah independensi variable dari peneliti. Dalam sebuah penelitian kuatitatif, Peneliti harus keluar dari objek penelitian. Hal ini untuk tetap menjaga variabel-variabel yang hendak diukur dari pengaruh rasa dari keterlibatan peneliti. Semua variable diukur dengan instrument dan kriteria yang jelas yang bisa digunakan setiap orang, tidak hanya digunakan oleh peneliti saja. Sehingga penelitian kuantittaf dapat di uji kebenaran dan keberlakuan hasil yang didapatkan ditempat yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda.

Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, histories dsb.

Peran Forum Mahasiswa dalam Membangun Kesadaran Ilmiah

Peran Forum Mahasiswa dalam Membangun Kesadaran Ilmiah

Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang perguruan tinggi yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran terstruktur dan formal dalam sebuah lembaga Perguruan Tinggi. Hal ini adalah alasan utama penempatan mahasiswa sebagai salah satu unsur dari Civitas Akademy (Masyarakat Akademis), selain Dosen, Peneliti, Pemerhati dan Unsur Lembaga Pendidikan.


Mahasiswa adalah Unsur Civitas Akademy yang belum sempurna sebagai, sehingga, dalam peran selaku masyarakat perguruan tinggi, mahasiswa memiliki ciri khas tersendiri disamping masyarakat-masyarakat lainnya, yakni masyarakat yang senantiasa mengembangkan budaya ilmiah sebagai esensi pokok aktivitas perguruan tinggi. Ciri khas ini pula yang mendasari perbedaan antara mahasiswa dengan siswa. Ciri khas tersebut yaitu   :
  1. Kritis
  2. Kreatif
  3. Objektif
  4. Analisis
  5. Konstruktif
  6. Dinamis
  7. Dialogis
  8. Menerima kritik
  9. Menghargai prestasi ilmiah/ akademik
  10. Bebas dari prasangka
  11. Menghargai waktu
  12. Memiliki serta menjunjung tinggi tradisi ilmiah
  13. Berorientasi ke masa depan
  14. Kesejawatan atau kemitraan

Untuk dapat membangun serta membudayakan budaya dan atmosfer akademik dibutuhkan wadah, Salah satu wadah itu adalah Forum Kajian Mahasiswa. Karena pada hakikatnya, Forum Kajian Mahasiswa bukan hanya tempat mahasiswa mencurahkan minat, bakat serta hobinya tetapi Forum Kajian Mahasiswa dalam perguruan tinggi turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan perguruan tinggi. Upayan untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan tinggi dibutuhkan mahasiswa yang memiliki ciri budaya ilmiah. Dengan demikian, mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademik memiliki peran dalam dinamika almamaternya.

Jika menilik sejarah, mahasiswa memiliki peran yang besar terhadap kemajuan bangsa. Mahasiswa yang dikenal sebagai kaum idealis yang selalu berjuang atas nama kepentingan rakyat dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Perkembangan-perkembangan yang ada tidak pernah luput dari perjuangan mahasiswa, sehingga lahirlah sebutan Agent of change (agen perubahan).

Namun sekarang ini akan muncul banyak pertanyaan, seperti: Apakah untuk dapat menggerakan dinamika Perguruan Tinggi, harus dengan cara mengkritisi kebijakan pemerintah ditengah banyaknya masalah di sekitar kita? Jawabannya: tentu Tidak! Untuk dapat menggerakan dinamika perguruan tinggi dapat dilakukan dengan membudayakan budaya ilmiah. Salah satu cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan membuat karya tulis guna mempertajam cara berpikir dan mengembangkan penalaran. Dengan menulis, tentunya ada kegiatan lain di dalamnya seperti membaca, memilih, menelaah bahkan berdiskusi sehingga apa yang diungkapkan oleh mahasiswa seyogyanya bersifat ilmiah dan dapat dipercaya kebenarannya.

Dalam tujuan yang sama pula, Forum Kajian Mahasiswa sebisa mungkin memberikan wadah kepada mahasiswa untuk membangun sifat-sifat Ilmiah. Karena jika kebutuhan tersebut terabaikan, tentunya dinamika perguruan tinggi akan bersifat statis. Dengan predikat statis yang disandang oleh perguruan tinggi, tentunya akan berdampak pada eksistensi tidak tercapainya tujuan pendidikan tinggi dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dikutip dari Catatan: Dessy Alfindasari S.Pd 
(artikel Catatan Dalam Facebook: Peran Organisasi Mahasiswa dalam Membangun Kesadaran Ilmiah) Disadur Secukupnya tanpa maksud mengubah arti oleh: Ahmad Dahlan.

Eureka UNY: Sebuah wadah Sederhana Mahasiswa PPS UNY

Eureka UNY: Sebuah wadah Sederhana Mahasiswa PPS UNY


Eureka UNY adalah sebuah forum diskusi yang dibangun oleh beberapa mahasiswa PPs UNY angkatan 2014. Forum ini dibangun berdasarkan kesamaan misi yakni untuk menjalin satu misi untuk mengembangkan Pendidikan di Indonsia. Kebetulan juga pencetus ide awal forum ini dibangun adalah beberapa mahasiswa yang memiliki latar belakang Pendidikan dari berbagai berbagai disiplin Ilmu.


Fokus utama dari forum ini adalah mendiskusikan masalah Pendidikan dari berbagai aspek dan mengkaji berita berita terbaru dari dunia pendidikan Indonesia. Diskusi tidak hanya bertujuan untuk mengomentari Berita Berita baru tersebut, akan tetapi juga turun berfikir untuk mencetuskan ide, gagasan, solusi atau sekedar tulisan yang dapat dibagi sebagai bahan pertimbangan dan bahan kajian untuk diri sendiri.

Secara resmi forum ini berdiri sejak tanggal 6 September 2014 sebagai bentuk pertemuan pertama. Grup ini dicetuskan oleh dua Mahasiswa Pasca UNY pada jenjang pendidikan S-2 yakni Dessy Alfindasari  dan Rahzianta

Eureka sendiri terinspirasi dari kata-kata pertama Fisikawan Klasik Archemedes. Eureka menajdi kalimat yang populer setelah Archimede meneriakkan sambil berlari dan Telanjang dari pemandian umum menuju rumahnya. Penemuan Archimedes lebih dikenals dengan istilah Hukum Archimedes dan sampai sekarang masih digunakan setelah 22 abad ditemukan. Harapanya adalah nama Eureka memberikan Inspirasi bagi anggota forum untuk menemukan suatu hal yang juga dapat dipergunakan dalam kurung waktu yang lama, hingga 22 abad lebih seperti Temuan sederhana Archimedes mengenai Gaya Apung dan Massa Jenis Benda.

Forum ini berbentuk bebas dan siapa saja dapat bergabung jika memiliki minat dan tujuan yang sama dengan sama.


Popular Posts

Powered by Blogger.